Kamis, 22 September 2011




PROSES KIMIAWI PENGIKATAN ASETIL CoA OLEH OKSALO ASETAT MENJADI SITRAT
BERIKUT RUMUS BANGUN SENYAWA YANG TERLIBAT DALAM SIKLUS KREBS 






Kamis, 15 September 2011

Indonesia Bantu Sebarkan Islam di Benua Hitam

Kamis, 1 September 2011 | 07:07 WIB
 
INILAH.COM, Cape Town – Secara tidak langsung, Indonesia ternyata ikut andil dalam menyebarkan Islam di Benua Hitam, terutama Afrika Selatan (Afsel). Bagaimana kisahnya?
Hal ini dimulai sejak jaman penjajahan Belanda pada abad ke-17 di Indonesia. Ketika itu, banyak orang-orang Indonesia dipekerjakan di Cape of Good Hope atau sekarang dikenal sebagai Cape Town. Mereka membawa agama Islam ke tempat barunya dan turut menyebarkannya di Afsel.
Diantara mereka, ada satu tokoh sentral yang hingga kini menjadi tokoh penting penyebaran dan perkembangan Islam di Afsel, yakni Syekh Yusuf Al Makassari Al Bantani. Kehadiran Syekh Yusuf yang menantu Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten ini, diawali perjuangannya melawan Belanda di banten.
Perlawan Syekh Yusuf membuatnya dibuang ke Ceylon, Sri Lanka. Meski jauh, ia masih juga merasakan cengkeraman pemerintah Belanda yang saat itu bermarkas di Batavia, Jakarta jaman dulu. Sebab itulah ia kembali diasingkan ke benua Afrika.
Ulama besar keturunan Raja Gowa itu akhirnya tiba di Cape of Good Hope, menumpang kapal ‘Voetboeg’ bersama 49 orang. Termasuk dua istri, 12 santri, dua pembantu wanita, 14 sahabat, putra-putrinya, serta para pengikut. Ia kemudian ditempatkan di Zandvliet, dekat muara Eerste River yang area pertanian.
Penempatannya di daerah terpencil bertujuan membatasi karisma dan pengaruh Syekh Yusuf. Namun, Belanda tetap tak bisa membendung popularitas dan pengaruhnya. Daerah Zandvliet pun terpesona olehnya.
Bersama para pengikut dan 12 santri, Syekh Yusuf berdakwah kepada orang-orang lain yang dibuang oleh Belanda di Cape of Good Hope. Rata-rata, dibuang sebagai budak, pekerja atau tahanan politik. Akhirnya mereka semua bersatu, membentuk komunitas yang cikal bakal komunitas Muslim Afsel.
Zandvliet kemudian dikenal sebagai Kampung Makassar, karena mayoritas pengikutnya berasal dari Makassar. Nama itu masih digunakan hingga saat ini. Saat itu, Muslim tak boleh beraktivitas secara terbuka, sebab itulah pertemuan rutin dilakukan diam-diam.
Kegiatan yang dilakukan Syekh Yusuf dan pengikutnya, diakui masyarakat dan pemerintah Afsel sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah Belanda. Bahkan, Presiden pertama Afrika Selatan Nelson Mandela menyatakan, perjuangannya diilhami Syekh Yusuf.
Untuk menghargai jasa-jasa Syekh Yusuf terhadap Afsel, pada 2005, Presiden kedua Afsel Thabo Mbeki memberikan penghargaan The Order of Supreme Companions of OR Tambo (Gold), sebagai bentuk pengakuan terhadap perjuangannya.
Syekh Yusuf wafat pada 1699 dan dimakamkan di Zandvliet, Afrika Selatan. Makamnya dikenal sebagai Kramat Macassar atau Macassar Faure. Anggota komunitas muslim Afsel hingga saat ini masih sering berziarah ke tempat itu.
Pada akhirnya, Belanda mengakui peran besar Syekh Yusuf. Hal ini terlihat dari monumen yang dibangun di Kampung Makassar, bertuliskan ‘In Memory of Syekh Yusuf, Martyr and Hero of Bantam 1626-1699. This Minaret was erected by Hajee Sullaiman Shahmahomed, in the Reign of King George V, May 1925’.
Semangat Islam Indonesia inilah yang kemudian dibina oleh Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Cape Town, saat Konsul Jendral Sugie Harijadi memutuskan untuk menggelar program Safari Ramadhan, sejak ia mengepalai KJRI Cape Town pada 2010 lalu.
“Tampaknya program ini sangat mengena. Rasa nasionalisme harus terus dibina karena bisa luntur. Salah satu caranya, melalui siraman rohani,” ujar Sugie yang tahun ini mengundang Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Salman Harun Ahmad untuk memberi siraman rohani.

Memilih Duta Agar Busana Muslim Indonesia Mendunia


Memilih Duta Agar Busana Muslim Indonesia Mendunia


Busana muslim rancangan desainer muda Dian Pelangi, kiri, memberikan penampilan berbeda pada 10 finalis Pemilihan Muslimah Beauty 2011. Direktur Indonesia Islamic Fashion Consortium, Eka Shanty, kanan, memelopori lahirnya pemilihan duta fashion muslim secara online di Indonesia.

KOMPAS.com - Upaya menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia semakin gencar. Berbagai pihak menyatakan dukungannya mengangkat potensi busana muslim, di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Satu diantaranya dengan memilih sosok duta fashion muslim, melalui pemilihan Muslimah Beauty 2011.

Pemilihan Muslimah Beauty prakarsa Indonesia Islamic Fashion Consortium (IIFC) ini merupakan rangkaian kegiatan untuk mengangkat fashion busana muslim di Indonesia.

Sebelumnya, ajang pameran busana muslim "Indonesia Islamic Fashion Fair" yang digelar di Central Park Mall, Jakarta Barat juga berhasil menarik animo masyarakat. Sebanyak seribu potong busana muslim rancangan desainer bertalenta Indonesia laris terjual di ajang IIFF ini.

Terbukti, busana muslim rancangan desainer muda dan terkemuka di Indonesia memiliki potensi besar. Apalagi dengan rancangan busana muslim masa kini yang lebih dinamis, modis, namun tetap mengacu pada kaidah.

Ajang fashion bergengsi di tanah air, Jakarta Fashion Week inisiasi Femina Group, juga konsisten memberikan dukungan terhadap perkembangan busana muslim. Menggandeng Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), JFW berkomitmen mengangkat potensi busana muslim Indonesia.

Menjaring ribuan muslimah

Muslimah Beauty 2011 merupakan kontes kecantikan muslimah pertama di Indonesia, bahkan di dunia, secara online. Pemilihan online ini menjaring 1.170 pendaftar, yang kemudian diseleksi menjadi 50, dan tepilih 10 finalis menuju grand final.

Pemilihan ini berhasil menarik minat perempuan usia 18-24 tahun dari berbagai provinsi di Indonesia. Perempuan dengan berbagai profesi ini percaya diri mengikuti pemilihan, lantaran memenuhi sejumlah persayaratan. Di antaranya, berjilbab, menguasai bahasa asing, berprestasi, dan bisa mengaji Al-Quran dengan baik, sebagai salah satu karakter Islami yang patut dimiliki duta fashion muslim Indonesia.

"Harapan ke depannya pemilihan ini bisa mendunia, menyerupai Miss Universe, hanya saja bedanya, para peserta tampil tertutup dengan balutan busana muslim, dan hanya terbuka pada bagian wajah dan tangan. Pemilihan duta fashion muslim secara online ini untuk pertamakalinya di Indonesia, bahkan di dunia. Inisiatif ini semoga bisa memicu munculnya kontes serupa di negara-negara lain, terutamanya negara anggota OKI," kata Eka Shanty, Direktur IIFC saat di sela malam final Pemilihan Muslimah Beauty di Hotel Sahid Jakarta, Selasa (13/9/2011) lalu.

Menurut Eka, kehadiran sosok duta fashion muslim menjadi inspirasi sekaligus representasi fashion busana muslim di Indonesia. Sosok duta inilah nantinya yang akan membawa nama besar Indonesia, terutama fashion busana muslim dan muslimah modern yang berprestasi dan bertalenta, dengan kepribadian Islami.

"Tugas mereka adalah mempromosikan busana muslim Indonesia, dan keindahan dunia Islam di Indonesia yang berbeda dengan beberapa negara muslim lainnya di dunia," kata Eka.

Selanjutnya, Eka berencana mengajak duta fashion muslim Indonesia ke ajang internasional. Dalam waktu dekat, 23-25 Desember 2011, IIFC bersama duta fashion muslim berencana mengikuti ajang Paris International Fair of Moslem World.

"Perancis merupakan negara dengan jumlah pemeluk Islam terbesar di Eropa. Keterlibatan kita di kegiatan bertaraf internasional ini bisa menjadi kesempatan baik untuk mempromosikan potensi busana muslim Indonesia yang kaya dengan inovasi," jelas Eka.

Dika terpilih sebagai duta

Pemilihan Muslimah Beauty 2011, yang didukung oleh perancang ternama Indonesia seperti Irna Mutiara, Boyonz Ilyas, Dian Pelangi, Malik Moestaram, Najua Yanti, dan label busana muslim Shafira serta Zoya, akhirnya memilih pemenang.

Gelar Duta Fashion Muslim Indonesia diberikan kepada Dika Restiyani (23), seorang entrepreneur yang juga memiliki perhatian besar terhadap dunia sosial.

Perempuan yang lulus dengan predikat Cum Laude dari Nanyang Technological University Singapura, jurusan International Political Economy ini memiliki passion, yakni muslimah bisa berkiprah di panggung internasional.

Pendiri grup relawan, Pelangi untuk Negeri ini memimpin lebih dari 100 relawan yang aktif mengadakan kegiatan sosial untuk anak. Tak hanya itu, Dika juga sukses memimpin 12 karyawan dalam mengembangkan bisnis pembuatan boneka yang sudah digelutinya sejak duduk di kursi SMA.

Muslimah Beauty 2011 juga memilih:
Runner Up 1: Kholifah Nuzulia Firdausy (23), pendiri komunitas muslimah di Malang.

Runer Up II: Nurul Adiyanti (22), perempuan berjilbab yang mahir dalam public speaking.

Senin, 12 September 2011

Sunnah dan Sains: Keseimbangan Tubuh

Selasa, 23 Agustus 2011 10:56 WIB
Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Rasulullah SAW telah menegaskan dalam sabda-sabdanya tentang masalah keseimbangan biologi terhadap tubuh yaitu melalui tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Karena manusia harus menyeimbangkan porsi makan, minum dan oksigen (napas). 

Karena yang demikian itu merupakan prasarat memperoleh keseimbangan biologis untuk menjaga vitalitas dan sinergi tubuh, maka makanan adalah keharusan agar tersedot oleh sel-sel tubuh untuk dilakukan proses asimilasi. Agar proses asimilasi ini berjalan optimal dibutuhkan air, karena proses asimilasi ini (merubah komposisi makanan yang menyatu kepada komposisi makanan yang terpecah-pecah) tidak akan sempurna kecuali berada di tengah-tengah cairan.

Kemudian akhir proses assimilasi akan terkemas dalam bentuk energi. Dan hal ini tidak akan terjadi kecuali jika berada dalam oksigen yang digunakan oleh sel-sel dalam proses oksidasi makanan untuk memperoleh energi yang cukup untuk mempertahankan vitalitas hidup. Jadi, keberadaan makanan, air dan oksigen sangat urgen untuk vitalitas hidup manusia, serta mesti adanya pendistribusian yang teratur terhadap ketiga komponen ini. 

Dan perlu dijelaskan bahwa penambahan porsi makan menyebabkan pertambahan berat tubuh, yang akan memudahkan terjangkit penyakit rasa nyeri dipersendian dan penyakit perut.

Secara teori agar manusia terhindar dari rasa nyeri di persendian seyognyalah ia menurunkan berat badan dari ukuran tinggi badan kira-kira 100, atau dalam teori matematika jika kita rumuskan tinggi badan itu dengan 100 + N cm, maka tinggi badan ini harus seimbang dengan N kg. 

Maka jika berat badan melebihi dari N kg, maka manusia akan mudah terhinggap rasa nyeri di persendian. Artinya, jika tingga badan manusia mencapai 180 cm (100 + 80 cm), maka idealnya berat badan harus mencapai 80 kg. Jika berat badan melebihi 80 kg maka persendian akan mudah terserang penyakit.

Jadi mesti adanya aturan distribusi dan asimilasi makanan, minuman dan oksigen. Dan inilah yang ditegaskan oleh ilmu pengetahuan modern dengan peralatan yang canggih dan teliti, serta setelah kemajuan ilmu sel, biokimia dan lain sebagainya dari ilmu-ilmu biologi dan biokimia.

Dan segala sesuatu yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern sesuai dengan sabda Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu. "Dan hendaklah anak cucu Adam tidak memenuhi perutnya dengan kejelekan, maka jika tidak mampu untuk berbuat maka 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 untuk napas." (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Hakim)

Beliau bersabda, "Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali jika terasa lapar dan jika kami makan maka kami tidak kenyang." 

Sabda ini beliau lontarkan sejak 14 abad silam, sedangkan beliau seorang yang ummi, tidak mampu membaca dan menulis. Dan tak seorang pun pada masa itu yang mengetahui tentang ilmu sel, biokimia atau asimilasi makanan! 

Itu adalah perkataan yang terlontar dengan kebenaran pengucap, dan beliau benar-benar utusan Allah SWT.
Sumber: Ensiklopedi Petunjuk Sains dalam Alquran dan Sunnah

Kamis, 05 Mei 2011

sendiri untuk berdua
diam untuk bertasbih
tersenyum untuk brsyukur
menangis untuk brtafakur
brtekad untuk istiqomah


Ya Allah aku ingin selalu diRidhoi n diCintai-Mu.....